Kenapa harus ber-Islam, padahal ada banyak agama lain?

Banyak orang yang karena keinginannya dianggap sopan dan toleran memberikan kelunakan hukum atas Agama, mulai dari mengatakan bahwa semua agama sama, semua agama mengajarkan kebaikan dll. Sehingga orangpun beranggapan asalkan Baik maka baiklah semuanya.. padahal tidaklah seperti itu adanya.

Kebaikan dan kebenaran haqiqi adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka segala kebaikan baik berupa tindakan ataupun kata-kata bajik dan bijak bersumber dari “Hidayah” Allah. Kita dapat menemukan banyak kata-kata bijak dari seluruh dunia, karena Allah mengutus nabi dan Rasulnya untuk kaum-kaum tertentu di seluruh dunia. Maka wajar jika banyak kata bijak dan kita harus hargai karena sumbernya adalah hidayah Allah.
Salah satu riwayat yang menjelaskan Jumlah Nabi dan Rasul adalah riwayat Dari Abi Zar bahwa Rasulullah bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, “(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka?” Beliau menjawab, “Tiga ratus dua belas (312)” Hadits riwayat At-Turmuzy.

Tapi mengapa harus Islam?? minimal ada 2 hal yang harus kita ketahui, yaitu 1). Perbedaan Nabi dan Rasul; 2) bukti al-Qur’an bahwa kecuali Rasulullah Muhammad, Rasul lain diutus untuk kaum tertentu.

○ Pertama masalah perbedaan Nabi dan Rasul.
>> Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian,
>> Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman. (Al-Mu`minun 23:44)
>> Para rasul diutus dengan membawa syari’at baru, sedangkan nabi hanya mengikuti syari’at sebelumnya,
>> Seluruh rasul diselamatkan dari percobaan pembunuhan dari umatnya, tapi sebagian para nabi pernah dibunuh oleh umatnya.
(detil: http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Islam)

Hal ini yang perlu kita perhatikan bahwa Para Rasul diutus dengan membawa syari’at baru. Ada banyak faktor untuk hal ini, faktor utamanya adalah ketentuan “yang telah dipilih oleh Allah”, hal utama ini saja sudah menjadi alasan yang sangat kuat bagi kita untuk mentaati “Ketentuan Tuhan” belum lagi alasan pemurnian ajaran dll. Karena ” Allahnya sama” itulah mengapa di dalam Islam mengakui bahkan menceritakan Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah Muhammad, tapi tetap ketentuan Allah itu berlaku.
Artinya setelah adanya Rasulullah Muhammad Alaihissalam, maka ajaran Rasul sebelumnya sudah dialihkan kepada Beliau dan karena Beliau adalah Khatamunnabiyyin/penutup para Nabi dan Rasul yang diutus untuk seluruh ummat sampai akhir zaman, seharusnya Syariat beliaulah yang Aktual yang wajib diikuti, sedangkan untuk syariat Rasul sebelumnya Mungkin istilah hukumnya adalah “Batal demi Hukum”.

○ Rasul diutus untuk kaum-kaum tertentu, 25 Rasul yang kita kenal ditutus untuk kaum-kaum:
1. Nabi Adam as nabi sekaligus manusia Pertama.
2. Nabi Idris as dikatakan memiliki umat yang bernama Zuriat Qabil
3. Nabi Nuh as * seorang nabi sekaligus rasul pertama, diutus untuk Bani Rasib.
4. Nabi Hud as diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.
5. Nabi Shaleh as diutus untuk kaum Tsamūd.

6. Nabi Ibrahim as * diutus untuk kaum Kaldeā di Kaldaniyyun Ur, Iraq.
7. Nabi Luth as diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah.
8. Nabi Ismail as diutus untuk untuk Qabilah Yaman, Mekkah
9. Nabi Ishaq as diutus untuk Kanʻān di wilayah Al-Khalil, Palestina.
10. Nabi Ya’qub as diutus untuk Kanʻān di Syam.
11. Nabi Yusuf as diutus untuk Hyksos dan Kanʻān di Mesir.

12. Nabi Ayyub as diutus untuk Bani Israel.
13. Nabi Dzulkifli as diutus untuk kaum Amoria di Damaskus
14. Nabi Syu’aib as diutus untuk negeri Madyan dan Aykah.
15. Nabi Musa as * diutus untuk Bani Israel.
16. Nabi Harun as diutus untuk Bani Israel.

17. Nabi Daud as diutus untuk Bani Israel.
18. Nabi Sulaeman as diutus untuk Bani Israel.
19. Nabi Ilyas as diutus untuk Funisia dan Bani Israel.
20. Nabi Ilyasa as diutus untuk Bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.
21. Nabi Yunus as diutus untuk bangsa Assyria di Ninawa, Iraq.

22. Nabi Zakaria as diutus untuk Bani Israel di Palestina.
23. Nabi Yahya as diutus untuk Bani Israel di Palestina.
24. Nabi Isa as * diutus untuk Bani Israel di Palestina.

25. Nabi Muhammad saw * nabi & rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin.

* Ulul Azmi = memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya.
Selain 25 Rasul Tersebut masih ada Ratusan Rasul lain yang tidak dikisahkan di dalam al-Qur’an.

Demikian, Hadaniyallahu wa iyyakum Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Iman dan Imun

Hampir semua dari kita mengetahui kata Imun/Imunitas/Imunisasi, apalagi praktisi kesehatan.
Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Di dalam ilmu kedokteran berarti kebal terhadap suatu penyakit (KKBI).
penyakit /pe·nya·kit/ n 1 sesuatu yg menyebabkan terjadinya gangguan pd makhluk hidup (KKBI).
Berarti secara Etimologis, Imun berarti Kekebalan akan sesuatu yg menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup.

Allah Yang Maha Adil itu tidak akan menciptakan sesuatu dengan kecurangan, by default makhluk akan terlahir normal seimbang dengan segala pirantinya namun seandainya ada piranti yang berkurang maka ada piranti lain yang mempunyai kelebihan jadi akan tetap adil dan seimbang.
Dalam perjalanannya piranti-piranti itu sering kali dipergunakan tidak sesuai peruntukannya dan karena kesalahan-kesalahan tersebut maka terjadilah sesuatu yang mengganggu keseimbangan dan mulailah terjadilah gangguan itu.

Hal yang paling logis dilakukan jika terjadi gangguan adalah mengembalikan lagi segala-sesuatu pada posisi dan peruntukannya kemudian mulai menghilangkan ekses-eksesnya.

Dalam bahasa agama, penggunaan tidak sesuai peruntukannya adalah DOSA/kesalahan sedangkan mengembalikan sesuatu kepada peruntukannya (sesuai dengan ketentuan Sang Pencipta) itu dinamakan TAUBAT atau dalam bahasa umumnya kembali kepada-Nya, sedangkan menghilangkan ekses itu dalam bahasa agamanya adalah ISTIGHFAR atau mohon ampun berarti pula mohon perbaikan.
Jadi, itulah cara yang paling logis menghadapi segala gangguan pada makhluk hidup. Baik berupa kesusahan hidup ataupun penyakit, sedangkan obat secara Sunnatullah adalah additional, add ons dan booster saja. Jadi jangan heran kalau orang hanya mengandalkan obat dan dokter maka akan “habis” lah dia….

Dan sekarang kalau kita bahas yang lebih prinsip lagi, kenapa terjadi penggunaan piranti kehidupan diluar peruntukannya?? Karena si pengguna ‘berani’ menentang ketentuan pencipta akan ciptaan tersebut, kalau si pengguna tunduk patuh pada ketentuan maka tidak akan terjadi penyelewengan tersebut dan tidak terjadi pula gangguan.
Sekarang kita kembalikan pada Agama, di agama kita kenal yang namanya IMAN yaitu keyakinan kepad Allah Azza Wa Jalla Sang Pencipta Segala. Prinsip dasar keimanan adalah:
“Jika anda takut kepada Sang Pencipta maka seluruh ciptaan-Nya juga akan takut kepada anda dan jika anda berani kepada sang pencipta maka seluruh ciptaan-Nya akan berani kepada anda” jadi manifestasi Iman adalah Taqwa (takut kepada Sang Pencipta).

Maka dengan demikian Iman adalah Imun dalam kehidupan, siapa yang kehilangan iman dia akan kehilangan imun.

Tapi kenapa banyak juga orang Alim dan Ahli Agama terjerumus dalam dosa?
Ya karena orang Ahli Agama atau Alim (bhs. Arab berarti banyak ilmu) mereka hanya tahu segala hal ini tapi tidak ada manifestasinya, bahasa kasarnya adalah tahu Iman tapi belum ber-Iman. Kalau mereka sudah beriman maka Taqwa akan jadi pakaiannya dan jika Taqwa adalah sudah menjadi pakaiannya maka sungguh dia adalah pelindung terbaik dari segala perbuatan dosa. Begitulah ketentuan dalam al-Quran:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (Q.S 7:26).

Salah satu Qaul mengatakan bahwa “IMAN itu telanjang, pakaiannya adalah TAQWA”.

Jadi sekarang kita tahu beberapa hal:
○ Kenapa dalam setiap khutbah jum’at kita diserukan untuk bertaqwa dan bukan hanya beriman.
○ Dari mana Sumber penyakit dan segala masalah hidup.
○ Bagaimana mengatasi segala masalah hidup dan kesehatan dalam kehidupan ini.
○ Kenapa Doa menjadi senjata andalan bagi Ummat Islam.
○ Mengapa kita HARUS BERAGAMA, dan mengapa KETUHANAN YANG MAHA ESA dijadikan Sila Pertama oleh Pendiri Bangsa Ini.

10 Kesalahan Isteri terhadap suami

Perilaku para istri dijaman sekarang kebanyakan tapi tidak semua melenceng dari syariat islam. hal ini mungkin dikarenakan berbagai sebab diantaranya karena kurangnya ilmu ,nilai keimanan ,karena contoh dari sinetron yang kebanyakan tak sesuai dengan syariat islam ,karena pergaulan yang salah.
Berikut ada 10 kesalahan istri yang umum di masyarakat kita:
1. Menuntut Keluarga Yang Ideal Dan Sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis.
Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.
Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.
Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.
Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.
2. Nusyus (Tidak Taat Kepada Suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.
Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
1. Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
2. Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
3. Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah.
4. Lalai dalam melayani suami.
5. Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
6. Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya.
7. Keluar rumah tanpa izin suami.
8. Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.
Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.
3. Tidak Menyukai Keluarga Suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.
Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami.
Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.
Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.
Ikatan pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan dalam sebuah lembaga pernikahan, namun juga ‘pernikahan antar keluarga’. Kedua orang tua suami adalah orang tua istri, keluarga suami adalah keluarga istri, demikian sebaliknya.
Menjalin hubungan baik dengan keluarga suami merupakan salah satu keharmonisan keluarga. Suami akan merasa tenang dan bahagia jika istrinya mampu memposisikan dirinya dalam kelurga suami. Hal ini akan menambah cinta dan kasih sayang suami.
4. Tidak Menjaga Penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah.
Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.
Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.
5. Kurang Berterima Kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.
Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.
Seorang istri yang shalihah tentunya mampu memahami keterbatasan kemampuan suami. Ia tidak akan membebani suami dengan sesuatu yang tidak mampu dilakukan suami. Ia akan berterima kasih dan mensyukuri apa yang telah diberikan suami. Ia bersyukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya, dengan bersyukur, insya Allah, nikmat Allah akan bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.” (Qs.Ibrahim :7 )
6. Mengingkari Kebaikan Suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.”
Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.
Wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?
“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?
Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).
Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!
Mengingkari kebaikan-kebaikannya, maka berhati-hatilah dengan apa yang telah disinyalir oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bertobat, satu-satunya pilihan utuk terhindar dari pedihnya siksa neraka. Selama matahari belum terbit dari barat, atau nafas telah ada di kerongkongan, masih ada waktu untuk bertobat. Tapi mengapa mesti nanti? Mengapa mesti menunggu sakaratul maut?
Janganlah engkau katakan besok dan besok; kejarlah ajalmu, bukankah engkau tidak tahu kapan engkau akan menemui Robb mu?
“Tidaklah seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia, melainkan isterinya (di akhirat kelak): bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata): “Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Allah, seorang suami begimu hanyalah seorang tamu yang bisa segera berpisah dengan kamu menuju kami.” (HR. At Tirmidzi, hasan)
Jangan pernah bosan dan henti untuk introspeksi diri, jangan sampai apa yang di lakukan tanpa di sadari membawa kepada neraka, yang kedahsyatannya tentu sudah di ketahui.
Jika suatu saat, muncul sesuatu yang tidak kita sukai dari suami; janganlah mengingkari dan melupakan semua kebaikan yang telah suami lakukan.
“Maka lihatlah kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.”(HR.Ahmad)
7. Mengungkit-Ungkit Kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]
Abu Dzar radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Ada tiga kelompok manusia dimana Allah tidak akan berbicara dan tak akan memandang mereka pada hari kiamat. Dia tidak mensucikan mereka dan untuk mereka adzab yang pedih.”
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya sebanyak tiga kali.” Lalu Abu Dzar bertanya, “Siapakah mereka yang rugi itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjulurkan kain sarungnya ke bawah mata kaki (isbal), orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya dan orang yang suka bersumpah palsu ketika menjual. ” [HR. Muslim]
8. Sibuk Di Luar Rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.
Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.
9. Cemburu Buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.
Cemburu yang disyariatkan adalah cemburunya istri terhadap suami karena kemaksiatan yang dilakukannya, misalnya: berzina, mengurangi hak-hak nya, menzhaliminya, atau lebih mendahulukan istri lain ketimbang dirinya. Jika terdapat tanda-tanda yang membenarkan hal ini, maka ini adalah cemburu yang terpuji. Jika hanya dugaan belaka tanpa fakta dan bukti, maka ini adalah cemburu yang tercela.
Jika kecurigaan istri berlebihan, tidak berdasar pada fakta dan bukti, cemburu buta, hal ini tentunya akan mengundang kekesalan dan kejengkelan suami. Ia tidak akan pernah merasa nyaman ketika ada di rumah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, kejengkelannya akan dilampiaskan dengan cara melakukan apa yang disangkakan istri kepada dirinya.
10. Kurang Menjaga Perasaan Suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

MISI PENG-ISLAM-AN NUSANTARA (Bagian : 5 [habis]).

Oleh : Damar Shashangka

BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH? CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.

Sirna Ilang Kerthaning Bhumi

Atas perintah Raden Patah, Senopati Demak Bintara Sunan Kudus menemui Adipati Terung, adik kandung Raden Patah dengan membawa pasukan Demak Bintara. Adipati Terung di ultimatum agar menyerah, atau dihancurkan. Adipati Terung dalam dilema. Pada akhirnya, dia menyatakan ‘menyerah’ kepada Demak Bintara.

Beberapa minggu kemudian, Raden Patah datang dari Demak untuk melihat langsung kemenangan pasukannya. Raden Patah meminta semua laporan dari kepala pasukan Demak. Diketahui kemudian, Prabhu Brawijaya berhasil meloloskan diri. Pasukan Bhayangkara Majapahit atau Pasukan Khusus Pengawal Raja, memang terkenal lihai melindungi junjungan mereka. Tak ada satupun kepala pasukan Demak yang mengetahui bagaimana Pasukan Bhayangkara bisa menerobos kepungan rapat Pasukan Islam dan kearah mana mereka membawa Sang Prabhu pergi.

Raden Patah segera menyebar pasukan mata-mata untuk melacak keberadaan Sang Prabhu. Dan Raden Patah sendiri segera melanjutkan perjalanan untuk bertandang ke Pesantren Ampel di Surabaya. Dia hendak mengabarkan kemenangan besar ini kepada janda Sunan Ampel.

Di Surabaya situasi anarkhis-pun merajalela. Nyi Ageng Ampel, begitu mendengar laporan Raden Patah, marah! Dengan tegas beliau menyatakan, apa yang dilakukan Raden Patah adalah sebuah kesalahan besar. Dia telah berani melanggar wasiat gurunya sendiri, Sunan Ampel, yang mewasiatkan sebelum beliau wafat, melarang orang-orang Islam merebut tahta Majapahit. Dan juga, Raden Patah telah berani melawan seorang Imam yang sah, seorang Umaro’ tidak seharusnya dilawan tanpa ada alasan yang jelas. Dan yang ketiga, Raden Patah telah berani durhaka kepada ayah kandungnya sendiri yang telah melimpahkan segala kebaikan bagi dirinya serta orang-orang Islam.

Nyi Ageng Ampel menangis. Raden Patah terketuk hati nuraninya, dia ikut mencucurkan air mata. Didepan Nyi Ageng Ampel, Raden Patah mencium kaki beliau, menangis, menyesali perbuatannya. Lainnya

MISI PENG-ISLAM-AN NUSANTARA (Bagian : 4)

Oleh : Damar Shashangka

BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH?CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.

Mendekati detik-detik pemberontakan

Demak Bintara berkembang pesat. Tempat ini dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena letaknya agak jauh dari pusat kekuasaan. Di Demak Bintara, para ulama-ulama Putihan sering mengadakan pertemuan. Jadilah Demak Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali.

Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda datang dari Mesir. Dia adalah Syarif Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah Muda’im. Syarifah Muda’im adalah putri Pajajaran. Putri dari Prabhu Silihwangi penguasa Kerajaan Pejajaran. ( Hanya Kerajaan ini yang tidak masuk wilayah Majapahit. Walau kecil, Pajajaran terkenal kuat. Anda bisa membayangkan adanya Timor Leste sekarang. Seperti itulah keadaan Majapahit dan Pajajaran. : Damar Shashangka).

Nama asli Syarifah Muda’im adalah Dewi Rara Santang. Dia bersama kakaknya Pangeran Walangsungsang, tertarik mempelajari Islam. Ketika berada di Makkah, Dewi Rara Santang dipinang oleh bangsawan Mesir, Syarif Abdullah. Menikahlah Dewi Rara Santang dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti Syarifah Muda’im. Dari pernikahan ini, lahirlah Syarif Hidayatullah.

Pangeran Walang Sungsang, mendirikan daerah hunian baru di pesisir utara Jawa barat. Dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang. Lantas berubah menjadi Caruban. Berubah lagi menjadi Caruban Larang. Pada akhirnya, dikenal dengan nama Cirebon sampai sekarang. Lainnya

MISI PENG-ISLAM-AN NUSANTARA Bagian 3

Oleh : Damar Shashangka

BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH?CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.

Kubu Abangan

Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam.

Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati Arya Ranggalawe adalah salah satu tangan kanan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.)

Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari pernikahan Sunan Ampel dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Lamongan, dan lima putri yang lain ( seperti yang telah saya tulis pada bagian pertama : Damar Shashangka ).

Para pengikut Sunan Giri yang tidak sepaham dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering terlibat konflik-konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan, Sunan Majagung ( sekarang dikenal dengan Sunan Bejagung), Sunan Ngundung dan putranya Sunan Kudus, dll.

Dipihak Sunan Kalijaga, ada Sunan Murya (sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria), Syeh Jangkung, Syeh Siti Jenar, dll.

Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau juga disebut Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa. Lainnya

MISI PENG-ISLAM-AN NUSANTARA (Bagian : 2)

Oleh : Damar Shashangka

BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH?CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.

Berdirinya Giri Kedhaton

Blambangan ( Banyuwangi sekarang ), sekitar tahun 1450 Masehi terkena wabah penyakit. Hal ini dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan. Blambangan diperintah oleh Adipati Menak Sembuyu, didampingi Patih Bajul Sengara.

Wabah penyakit itu masuk juga ke istana Kadipaten. Putri Sang Adipati, Dewi Sekardhadhu, jatuh sakit. Ditengah wabah yang melanda, datanglah seorang ulama dari Samudera Pasai ( Aceh sekarang ), yang masih berkerabat dekat dengan Syeh Ibrahim As-Samarqand, bernama Syeh Maulana Ishaq. Dia ahli pengobatan. Mendengar Sang Adipati mengadakan sayembara, dia serta merta mengikutinya. Dan berkat keahlian pengobatan yang dia dapat dari Champa, sang putri berangsur-angsur sembuh.

Adipati Menak Sembuyu menepati janji. Sesuai isi sayembara, barangsiapa yang mampu menyembuhkan sang putri, jika lelaki akan dinikahkan jika perempuan akan diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi Sekardhadhu. Lainnya

Indonesia: Lima Ribu Tahun yang Lalu

oleh: Fuad Sn.

Indonesia: 5000 tahun yang lalu

Dengan adanya sebuah peta yang dibuat oleh Ptolomeus dari Yunani (Ptolemy adalah sebuah marga blasteran Yunani-Mesir pada zaman pasca Alexander) pada tahun 150 M, saya yakin bahwa ada manuskrip-manuskrip selain dari yang dibuat orang India yang menceritakan adanya sebuah kepulauan yang mempunyai banyak sumber daya alamnya.

Diantara manuskrip itu adalah beberapa keterangan yang disampaikan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar laut Mediterrania seperti Mesir, Phoenicia, Yahudi, Persia, dan Yunani.

Mari kita lihat pulau demi pulau di Nusantara yang pernah mereka kunjungi…

Lainnya

MISI PENG-ISLAM-AN NUSANTARA (Bagian : 1)

Oleh : Damar Shashangka

BENARKAH MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA BERLANGSUNG DENGAN JALAN DAMAI?TIDAKKAH ADA DARAH YANG TERTUMPAH?CATATAN INI HANYA SEKEDAR MENGUNGKAP FAKTA MASA LALU YANG SEBENARNYA , SEBAGAI BAHAN RENUNGAN KITA SEMUA AGAR TIDAK TERULANG LAGI.

Majapahit adalah sebuah Kerajaan besar. Sebuah Emperor. Yang wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia, termasuk wilayah kerajaan Majapahit.

Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan Majapahit.

Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu. Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negara adikuasa, superpower, layaknya Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahan ada di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan iInternasional-nya waktu itu adalah Gresik. Lainnya

Sejarah Dana Revolusi / Dana Amanah

Pada tahun 1906 terjadilah ikrar raja-raja nusantara yang di prakasai oleh Dr. Ernest François Eugène Douwes Dekker bersama Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto dalam ikrar tersebut ditumbuhkannya rasa nasionalisme “tanah air (Indonesia) diatas segala-galanya”. Pada saat itu seluruh raja-raja nusantara menyumbangkan sebagian asset mereka untuk membantu perjuangan dan menurut sumber sejarah, dana tersebut sebagian disimpan di luar negeri.


Dana perjuangan lebih dikenal dengan Dana Revolusi / Dana Amanah mulai dihimpun lagi pada masa setelah kemerdekaan dana revolusi yang dihimpun berdasar perpu no.19 tahun 1960.
 Isinya antara lain, mewajibkan semua perusahaan negara menyetorkan 5% profit 5% dari keuntungannya pada pemerintah bagi Dana Revolusi, disebut perusahaan negara itu, termasuk pula berbagai perusahaan Belanda yang baru dinasionalisasikan, seperti perkebunan besar. Konon berjumlah ratusan juta dolar tersimpan di luar negeri.

Salah satu sumber Dana Revolusi terbesar adalah adanya “Perjanjian The Green Hilton Memorial Agreement Geneva”, dibuat dan di tandatangani 21 Nov 63 di hotel Hilton Geneva oleh Presiden AS John F Kennedy &Pres; RI Ir Soekarno dgn saksi dr Swiss William Vouker. Perjanjian ini menyusul MoU diantara RI dan AS tiga tahun sebelumnya.
Lainnya

Previous Older Entries